Makna Lagu Right Back – Khalid. Di akhir 2025, Right Back masih jadi lagu yang langsung diputar saat seseorang ingin mengirim sinyal “aku masih di sini” tanpa terdengar terlalu memohon. Dirilis tahun 2019 dalam album Free Spirit, lagu ini punya vibe musim panas yang ringan, tapi liriknya berat: tentang mantan yang tahu pintu masih terbuka, tentang janji yang terlalu sering diucapkan, dan tentang rasa percaya diri yang sedikit arogan bahwa “kapan pun kamu mau, aku akan ambil kamu kembali”. Lebih dari sekadar lagu reuni, Right Back adalah cermin hubungan yang terlalu nyaman untuk benar-benar putus. BERITA BOLA
Janji yang Selalu Siap Ditepati: Makna Lagu Right Back – Khalid
Khalid membuka dengan kalimat santai tapi penuh keyakinan: “I’m gonna get you right back, right back.” Bukan “mungkin” atau “kalau kamu mau”, tapi pasti. Ini bukan lagu orang yang menunggu dengan tangan kosong; ini lagu orang yang tahu nilai dirinya dan yakin mantan akan kembali karena memang tak ada yang lebih baik di luar sana. Baris “You know I never lie, I’ll always be the one to get you right back” terdengar manis, tapi juga sedikit possessive. Khalid seperti bilang: aku tidak akan mengejarmu, tapi aku juga tidak akan menutup pintu. Banyak yang menganggap lagu ini toxic, tapi banyak juga yang mengaku merasakan hal yang persis sama.
Daya Tarik yang Tak Pernah Hilang: Makna Lagu Right Back – Khalid
Chorus “Power in the vibe, power in the touch” adalah inti dari lagu ini: chemistry yang masih menyala meski hubungan sudah berulang kali mati. Khalid tahu persis apa yang membuat mantannya kembali: bukan janji muluk, tapi sentuhan, tatapan, dan vibe yang sulit ditiru orang lain. Bagian “You can go and try somebody else, but you know where home is” terdengar arogan, tapi juga jujur. Ini bukan lagu orang yang takut ditinggal, melainkan orang yang sudah terlalu sering ditinggal dan kembali lagi, sampai akhirnya ia yakin pola ini tak akan berubah. Bagi sebagian pendengar, lagu ini jadi anthem “aku tahu kamu akan balik kok”.
Realitas di Balik Nada yang Asyik
Di balik beat yang enak didengar dan vokal yang playful, ada pesan yang lebih dalam: hubungan seperti ini sering terasa menyenangkan karena selalu ada jaring pengaman. “No matter where you go, I’ll be right there” bisa dibaca sebagai kesetiaan, tapi juga sebagai ketidakmampuan untuk benar-benar move on. Khalid tidak mengglorifikasi pola ini; ia hanya menggambarkannya apa adanya. Banyak yang akhirnya sadar setelah mendengar lagu ini berkali-kali: kalau seseorang selalu bisa “right back” tanpa konsekuensi, mungkin memang tak ada alasan baginya untuk berubah.
Kesimpulan
Right Back tetap jadi lagu favorit karena ia berani jujur tentang sisi gelap dari hubungan yang terlalu longgar. Ia tidak menghakimi, tapi juga tidak membenarkan. Enam tahun setelah rilis, lagu ini masih jadi soundtrack orang-orang yang tahu mantan akan menghubungi lagi malam ini, atau minggu depan, atau tahun depan. Dan yang paling jujur: sebagian besar dari kita pernah berada di posisi Khalid, pernah merasa cukup kuat untuk bilang “pintu selalu terbuka”. Pertanyaannya sekarang cuma satu: apakah kita benar-benar ingin mereka kembali, atau kita cuma takut pintu itu tertutup untuk selamanya? Mungkin malam ini, saat lagu ini diputar lagi, jawabannya akan lebih jelas. Atau mungkin tidak.

